UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
2014
Follow Us : @FEUSNI
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG
Prosedur Pencatatan
Piutang
Prosedur pencatatan
piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap
debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan
kas dari debitur, retur penjualan, dam penghapusan piutang.
Informasi Yang
Diperlukan Oleh Manajemen
Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
2. Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu
Dalam akuntansi piutang,
secara periodik dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap
debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian intern yang baik
dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan secara periodik pernyataan piutang
kepada setiap debitur, catatan piutang perusahaan diuji ketelitiannya dengan
menggunakan tangapan yang diterima dari debitur dari pengiriman pernyataan
tersebut dan dapat menimbulkan citra yang baik dimatta para debitur mengenai
keandalaan pertanggungjawaban keuangan perusahaan.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.
Dokumen
Dokumen pokok yang
digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah:
1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
2. Bukti Kas Masuk,
dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari
transaksi pelunasan piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
3. Memo Kredit,
dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini
dikeluarkan oleh bagian order penjualan.
4. Bukti Memorial
(Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan
transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen inidigunakan sebagai dasar pencatatan
penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan
otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah:
1. Jurnal Penjualan,
catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi
penjualan kredit.
2. Jurnal Retur
Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi retur penjualan.
3. Jurnal Penerimaan
Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penerimaan kas dari debitur.
4. Kartu Piutang,
catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang kepada
debitur.
Organisasi
Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah:
1. Menyelenggarakan
catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang
merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontrol
piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file),
yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang.
2. Menghasilkan
pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dengan mengirimkannya
kesetiap debitur.
3. Menyelenggarakan
catatan riwayat kredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data guna
memutuskan pembelian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan
dari setiap debitur.
Metode Pencatatan Piutang
Pencatatan piutang
dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode Konvesional,
dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang
dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
1. Transaksi Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam
kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan
tersebut.
2. Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya
piutang dari transaksi retur penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas
dasar data yang telah di catat dalam jurnal retur penjualan.
3. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi
berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam
kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum.
4. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang
dari transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar
data yang dicatat dalam jurnal umum.
2. Metode Posting
Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a. Metode Posting
Harian:
1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan;
jurnal hanya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode
ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang
di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal
penjualan di isi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan jumlah
faktur penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan
diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total
(pre-list tape). Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total
tersebut dicatat dalam jurnal penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal
penjualan tersebut di posting ke rekening control piutang dalam buku besar.
Setiap bulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang dengan
daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara
menangani media yang akan diposting kedalam kartu piutang:
a. Media disortasi
menurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam kartu
piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu
piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media pada
saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk
membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan.
b. Media di
posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari
bagian penagihan.
2. Posting langsung kedalam kartu piutang dan pernyataan
piutang. Dalam metode ini, media di posting kedalam pernyataan piutang dengan
kartu piutang dengan kartu piutang sebagai tembusan lembar kedua berfungsi
sebagai kartu piutang.
b. Metode Posting Periodik:
1. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang
diterima dari bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara,
menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di posting kedalam
kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan
mesin pembukuan.
2. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada
akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi (1) posting media yang
dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu
piutang. (2) mencatat dan menghitung saldo kartu piutang. Metode ini membagi
pekerjaan posting kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut
tersebar merata kedalam hari kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan
menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan.
3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping),
dalam metode ini Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima
dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsippkan menurut nama pelanggan
dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid invoice file). Pada saat diterima
pembayarannya ada dua cara yang ditempuh:
1. Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum
dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur
yang belum di bayar dan di cap “lunas”, kemudian dipindahkan kedalam arsip
faktur yang telah dibayar.
2. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur,
jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat
pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang
sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam
arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali kedalam arsip
faktur yang belum dibayar.
4. Metode Pencatatan
Piutang Dengan Komputer. Metode pencatatan ini menggunakan batch system. Dalam
sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di
posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam sistem ini
dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk
(master file) dan pancatatan piutangnya dilkukan secara hariain dan setiap hari
pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang.
Prosedur Pencatatan Piutang
Pernyataan piutang
adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pada tanggal
tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan
rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:
1. Pernyataan Saldo
Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi apapun kepada debitur
untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo yang tercantum dalam
pernyataan piutang berbeda dengan saldo yang tercantum dalam catatannya
2. Pernyataan Satuan,
pernyataan piutang ini berisi:
(1) saldo kewajiban debitur pada awal bulan,
(2) mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan
rinci setiap transaksi, dan
(3) saldo kewajiban debitur pada akhir bulan.
Prosedur pembuatan pernyataan
piutang dilakukan sebagai berikut:
a. Pada awal bulan, diambil formulir
pernyataan piutang 2 lembar. lembar pertama akan berfungsi sebagai pernyataan
piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang
(pengganti kartu piutang)
b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir
bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya)
dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut.
c. Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan
ke rekening debitur tersebut di catat dalam formulir pernyataan piutang (2
lembar) tersebut.
d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir
pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian
dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut
berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan dalam
arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku
pembantu piutang).
e. Pada awal bulan berikutnya, satu set
formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar) diambil disisi dengan saldo
piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya
(diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang).
3. Pernyataan Saldo
Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance Statement With
Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan
saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting
dan isi catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo
berjalan dengan rekening konvensional adalah sebagai berikut:
a. Pada Awal Bulan,
diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar.
b. Semua transaksi
pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat
dalam formulir
pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang.
c. Pada akhir bulan,
pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan.
d. Pada awal blan
berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar
dan selama kartu
piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan
pengkreditan
kerekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang yang dipakai dalam
bulan sebelumnya
sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk
pernyataan piutang ini
dapat berisi informasi sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam
bentuk pernyataan
piutang satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi tiap
bulannya.
4. Pernyataan Faktur
Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang berisi daftar
faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu
disertai dengan tanggal faktur dan jumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk
pernyataan piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar
jumlah yang tercantum dalam faktur.
Distribusi Penjualan
Distribusi Penjualan
adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur penjualan dan
pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran tersebut untuk
keperluan pembuatan laporan hasil penjualan menurut daerah pemasaran. Jika
perusahaan menjual berbagai produk, diberbagai daerah pemasaran pada berbagai
jenis pelanggan dengan berbagai variasi order size melalui berbagai pramuniaga,
maka laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan oleh manajer pemasaran adalah
sebagai berikut:
1. Hasil Penjualan Menurut Produk
2. Hasil Penjualan Menurut Pelanggan
3. Hasil Penjualan Menurut Besarnya Order
4. Hasil Penjualan Menurut Daerah Pemasaran
5. Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi
6. Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga
2. Hasil Penjualan Menurut Pelanggan
3. Hasil Penjualan Menurut Besarnya Order
4. Hasil Penjualan Menurut Daerah Pemasaran
5. Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi
6. Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga
Metode Distribusi
Penjulan
Ada 5 metode distribusi penjualan :
1. Metode Berkolom (Columnar Methods).
Dalam metode ini, distribusi data penjualan
dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi,
atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian
metode ini ditentukan oleh dua faktor:
(1) jumlah unsur dalam klasifikasi, dan
(2) frekuensi kegiatan setiap unsur dalam
klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari:
a. Metode Jurnal Berkolom, dalam metode in jurnal penjualan
dipakai sebagai alat distribusi. Dalam junal disediakan kolom-kolom sesuai
dengan unsur klasifikasi yang diinginkan tercantum dalam laporan penjualan.
b. Metode worksheet. Jumlah kolom yang disediakan oleh jurnal
sangat terbatas, worksheet akan mampu menampung tambahan unsur dalam
klasifikasi, lebih banyak yang dapat ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlah
unsur dalam kasifikasi yang dapat ditampun oleh worksheet inipun terbatas.
Faktur penjuaan dicatat kedalam worksheet yang bersangkutan setiap hari dan
pada akhir bulan setiap kolom worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut
disajikkan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis produk.
c. Metode jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin
pembukuan. Dalam metode ini jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data
sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan dan merupakan sumber informasi untuk
membuat laporan penjualan. Dalam metode ini jurnal penjualan dihasilkan dari
hasil posting transaksi penjualan kedalam kartu piutang. Jurnal penjualan
merupakan tembusan yang dihasilkan dari posting dengan mesin pembukuan
transaksi penjualan kedalam kartu piutang.
2. Metode Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And Columnar Acount Methods). Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk menampung unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan demikian jumlah unsur berapa pun dalam klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening ini.
3. Metode Summary
Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit Ticket Methods). Dengan
menggunakan metode summary strip faktur penjualan disortasi menurut klasifikasi
yang ditetapkan sebelumnya dan jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan
dicatat dalam summary strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan,
summary strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam
summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir
minggu. Sedangkan dalam metode tiket tunggal dilakukan dengan mengubah media
yang dipakai seebagai distribusi menjadi media tunggal. Media tunggal adalah
media yang berisi satu pendebitan atau satu pengkreditan saja. Media campuran
(mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari satu pendebitan atau lebih
dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya digunakan untuk
merekam satu macam produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan
media tunggal. Jika setiap faktur penjualan dapat digunakan dengan merekam
beberapa produk sekaligus, faktur ini merupakan media campuran. Dalam metode
ini faktur penjualan diubah menjasi media tingga; berupa tiket tunggal. Tiket
yang telah diisi data tersebut kemudian disortasi menurut klasifikasi yang
telah ditentuka, dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam summary strip
atau rekening. Dari summary strip atau rekening ini kemudian dibuat laporan
penjualan. Media tunggal dapat diperoleh dengan cara berikut ini:
1. membuat media asli sebagai media tunggal.
2. membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri.
3. membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur penjualan.
2. membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri.
3. membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur penjualan.
4. Metode Register
(Register Methods). Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan
alat register kas. Register kas yang sederhana dilengkapi dengan dua register
yang memungkinkan setiap hari register kas ini menyajikan jumlah penjualan
dengan dua macam klasifikasi. Register kas yang lebih canggih dapat memilki
register sampai 16, sehingga memungkinkan dihasilkannya laporan penjualan
harian untuk 16 macam klasifikasi barang, jika register kas ini di hubungkan
dengan komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan komputer
tersebut, sehingga mmanajemen dapat memperoleh laporan penjualan menurut informasi
yang dikehendakinya.
5. Metode Dengan
Komputer. Metode ini menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa, kita
hanya perlu memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang
terjadi, seperti klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak pada laporan dan
dengan menggunakan metode ini juga pekerjaan sortasi dan sortasi kembali
dilakukan dengan program komputer yang memerlukan waktu yang singkat, dengan
ketelitian yang tinggi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan metode ditribusi.
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
1. Informasi Yang Akan Dicantumkan Dalam
Laporan
Informasi yang
dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan dihasilkan
oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam
laporan, metode distribusi dengan menggunakan jurnla berkolom tidak dapat menghasilkan
informasi tersebut.
2. Jumlah Unsur Dalam Klasifikasi
Jumlah unsur dalam
klasifikasi menentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah
klasifikasi terdiri dari 5 unsur,100 unsur atau lebih dari 1000 unsur, hal ini
akan menentukan jumlah kolom, rekening, atau register yang harus disediakan
dalam distribusi. Kegiatan setiap unsur dalam periode tertentu juga menentukan
metode distribusi yang dipilih. Jika dalam klasifikasi terdapat 100 unsur,
namun hanya 10 unsur yang aktif dalam setiap harinya, hal ini memerlukan metode
distribusi yang berbeda dengan jika dari 100 unsur tersebut hanya 90%nya yang
aktif.
3. Media Yang Dipakai Sebagai Sumber Data
Jika media yang
dipakai sebagai dasar berupa media campuran, hal ini memerlukan pengubahan
media tersebut menjadi media tunggal untuk memudahkan sortasi bagi keperluan
pembuatan laporan. Jika media berupa media tunggal,hal ini akan mendorong orang
untuk memilih metode distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi
penjualan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar